Resume kearifan lokal daerah sidrap

Posted by : aah j-frog :D
Sabtu, 20 Juli 2013

1.      Pengertian Kearifan Lokal
Kearifan adalah seperangkat pengetahuan yang dikembangkan oleh suatu kelompok masyarakat setempat (komunitas) yang terhimpun dari pengalaman panjang menggeluti alam dalam ikatan hubungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak (manusia dan lingkungan) secara berkelanjutan dan dengan dengan ritme harmonis.  Secara umum local wisdom (kearifan/kebijaksanaan) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat.
Karifan dibagi menjadi 2 yaitu:
1.      Kearifan lokal adalah merupakan suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat serta berfungsi dalam mengatur kehidupan masyarakat.
2.      kearifan lokal yang tumbuh di dalam masyarakat memiliki ciri yang spesifik, trkait dengan pengelolaan lingkungan sebagai karifan lingkungan.
Kearifan lingkungan (ecological wisdom) merupakan pengetahuan yang diperoleh dari abstraksi pengalaman adapatasi aktif terhadap lingkungannya yang khas. Kearifan lingkungan yang diwujutkan ke dalam 3 bentuk tersebut dipahami, dikembangkan,dipedomani dan diwariskan secara turun temurun oleh komunitas pendukungnya. Pengelolaan lingkungan secara arif dan berkesinambungan itu dikembangkan mengingat pentingnya fungsi sosial lingkungan untuk menjamin kelangsungan hidup masyatakat. Manfaat yang diperoleh manusia dari lingkungan mereka, lebih-lebih kalau mereka berada pada taraf ekonomi sub-sistensi, mengakibatkann orang merasa atau banyak tergantung kepada lingkungan mereka.
Adapun cara menggali kearifan lingkungan adalah Kesadaran untruk menganglkat dan menggali kembali pengetahuanlokal atau kearifan budaya masyarakat teknik muncul karena kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat dunia sekarang telah diiringi oleh berbagai kerusakan lingkungan. Pengetahuan yang sudah menyatu dengan sistem kepercayaan, norma dan budaya, dan diakpresikan di dalam tradisi dan mitos, yang dianut dalam jangka waktu cukup lama inilah yang disebut ‘karifan budaya lokal’.
Beberapa fungsi dan makna kearifan lokal yaitu:
l  Untuk obserfasi dan pelestarian sumber daya alam.
l  Untuk mengembangkan sumber daya manusia.
l  Untuk pengenbangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
l  Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan
Sedangkan  makna  kearifan lingkungan adalah Makna sosial, misal upacara integrasi kerabat,Makna etika dan moral, makna politik .
Contoh kearifan lingkungan
ü  Kepercayaan pada sumber air  yang terdapat pohon rindang dan besar atau gua yang seram ada penghuni gaib.
ü  Kepercayaan pada gunung yang di yakini sebagai tempat dimana orang bisa memperoleh kekayaan duniawi.
Pada penggalian kearifan lokal perlu dipahami beberapa hal agar kaerifan tersebut dapat diterima dan ditaati yaitu:
l  Kearifan tersebut masih ada
l  Kearifan tersebut sesuai dengan perkembangan masyarakat
l  Kearifan tersebut sesuai dengan prinsip NKRI
l  Keariafan tersebut diataur denga undang-undang
Cara mempertahankan kearifan lingkungan :
Kemajemukkan masyarakat Indonesia merupakan faktor pendorong sekaligus kekuatan penggerakdalam penggelolaan lingkungan hidup .Dalam beradaptasi terhadap lingkungan , kelompok-kelompok masyarakat tersebut mengembangkan kearifan lingkungan sebagai hasil abstraksi penggalaman penggelola lingkungan.
Keyakinan tradisional mengandung sejumlah besar data impiris yang berhubungan dengan fenomena,dalam hal ini keyakinan tradisional dipandang sebagai kearifan budaya lokal dan merupakan sumber informasi empiris dan pengetahuan penting yang dapat ditingkatkan untuk melengkapi dan memperkaya keseluruhan pemahaman ilmiah.
Kearifan tersebut banyak berisikan gambar tentang anggapan masyarakat yang bersangkutan tentang hal-hal yang berkaitan dengan struktur lingkungan,misalnya bagaiman lingkungan berfungsi,bagaimana reaksi alam terhadap tindakan manusia, serta hubungan-hubungan (yang sebaiknya tercipta) antara manusia (masyarakat) dan lingkungan alamnya. Penggalian terhadap kearifan budaya lokal ditujukan untuk mengenal memahami fenoma alam melalui penelusuran informasi versi masyarakat penggunanya.
Kearifan Lokal di Masyarakat yang di dasari dari pengalaman dalam periode waktu panjang sehingga tertanam keselarasan hidup dengan alam , memahami secara dalam karakter alam dan kehidupannya diterapkan dalam menggelola alam merupakan cara untuk mempertahankan kearifan lingkungan . Dengan memperhatikan kearifan lokal , paduan yang proposional akan terwujud kearifan lingkungan .Contoh kegiatan kearifan lingkungan Kegiatan gotong –royong dalam pembuatan rumah adat merupakan salah satu contoh kearifan lokal yang dipertahankan sebagai kearifan lingkungan.

2.       Kearifan Lokal di Kabupaten Sidenreng Rapppang
Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya tertentu dan mencerminkan cara hidup masyarakat tertentu. Oleh karena itu, penyebarluasan praktek-praktek kearifan lokal tertentu seringkali menjadi tantangan. Prinsip-prinsip kearifan lokal dapat diterapkan di daerah lain, tentu saja dengan penyesuaian budaya setempat. Penerapan kearifan lokal merupakan sebuah proses dan menbutuhkan keterlibatan dari seluruh lapisan masyarakat.
Kabupaten Sidenreng Rappang disingkat dengan nama Sidrap adalah salah satu wilayah di Sulawesi selatan Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.506,19 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 264.955 jiwa. Penduduk asli daerah ini adalah yang ta'at beribadah dan memegang teguh tradisi saling menghormati dan tolong menolong. Dimana-mana dapat dengan mudah ditemui bangunan masjid yang besar dan permanen. Di daerah ini pernah hidup seorang Tokoh Cendikiawan Bugis yang cukup terkenal pada masa Addatuang Sidenreng dan Addatuang Rappang (Addatuang = semacam pemerintahan distrik di masa lalu) yang bernama.
Dia bukan berasal dari kalangan keluarga istana, akan tetapi kepandaiannya dalam tata hukum negara dan pemerintahan membuat namanya cukup tersohor. Sebuah tatanan hukum yang sampai saat ini masih diabadikan di Sidenreng yaitu: Resopa Tammangingngi Malomo Nalatei Pammase Dewata yang artinya, hanya dengan kerja keras yang dilandasi dengan niat suci dan doa, rahmat Tuhan akan mudah tercurah. Motto inilah yang dipegang oleh pemerintah dan masyarakat di kabupaten sidenreng rappang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Salah satu kearifan lokal yang masih ada bahkan masih bertahan di Kabupaten Sidenreng rappang singkatnya sidrap adalah agama lokal yang dikenal sebagai agama To Lotang Sidrap komunitas yang menganut Agama Lokal atau yang disebut sebagai agama To Lotang. Mereka sebenarnya sudah mengenal Tuhan terlebih dahulu dari agama pendatang yang mengaku-aku, bahwa merekalah yang memperkenalkan konsep Tuhan kepada Masyarakat Bugis secara umum, sementara Agama-agama import ini menyudutkan masyarakat yang ber-Agama To Lotang ini, sebagai Animisme dan Dinamisme.
Ajaran Tolotang bertumpu pada 5 (lima) keyakinan, yakni :
1.   Percaya adanya Dewata SeuwaE, yaitu keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa
2.   Percaya adanya hari kiamat yang menandai berakhirnya kehidupan di dunia (Karena mungkin Nenek Moyang Mereka mengalami proses tenggelamnya Atlantis Red.)
3.   Percaya adanya hari kemudian, yakni dunia kedua setelah terjadinya kiamat (Dari Nenek-nenek Moyang mereka yang selamat dari tenggelamnya Atlantis, mereka mendapat kabar tersebut Red.)
4.    Percaya adanya penerima wahyu dari Tuhan
5.   Percaya kepada Lontara sebagai kitab suci Penyembahan To Lotang kepada Dewata SeuwaE berupa penyembahan kepada batu-batuan, sumur dan kuburan nenek moyang.
Pada ajaran agama to lotang masyarakat yang masih mengadakan ritual adat yang mana ini merupakan pesan dari leluhurnya  Apabila ia telah  tiada, maka anak cucunya harus datang menziarahinya sekali setahun. Penyiraman minyak bau (berbau harum) oleh Uwa, atraksi Massempe (permainan adu kekuatan kaki), yang kini hanya dilakukan oleh anak-anak.
Semua pengikut sealiran dari berbagai desa maupun kota, berkumpul denganBerpakaian Serba Putih-putih, Sarung dan Tutup Kepala, Untuk Para Laki-laki, Sedangkan Untuk Perempuan Mengenakan Pakaian Seperti Kebaya. Pada saat ritual, mereka duduk bersila di atas tikar tradisional dengan penuh hikmat dan keheningan, serta konsentrasi pemusatan jiwa dan raga kepada Sang Pencipta (Dewata SeuwaE). Selanjutnya dilanjutkan dengan penyembahan oleh Uwatta, ditandai dengan penyiraman minyak bau (minyak berbau wangi-wangian) pada Batu Leluhur yang sangat disakralkan, kemudian dilanjutkan kegiatan Massempe.
Dari aspek perekonomian pada ajaran agama To Lotang peran uwa ( panggilan untuk tetua) sangat dominan dan berpengaruh dalam membangun etos kerja Towani Tolotang. Masayarakat Towani Tolotang selalu meminta petuah dari uwa’ sebelum melakukan aktivitas perekonomian. kepemimpinan uwa’ dalam hubungannya dengan motivasi kerja masyarakat Towani Tolotang sangat signifikan pengaruhnya. Perbedaannya dengan tulisan sebelumnya terletak pada fokus persoalan kepemimpinan yang dikaji.uwa’ sebagai pemimpin, sangat mempengaruhi motivasi dan disiplin kerja masyarakat Tolotang. Apapun yang dilakukan oleh Towani Tolotang sangat tergantung pada instruksi uwa’. Ketergantungan Towani Tolotang terhadap pemimpin sangat kental. Pemimpin selalu terlibat dalam setiap aktivitas perekonomian Towani Tolotang.









0 komentar:

Copyright © 2012 aah iwooo ( j-frog ) | Another Theme | Designed by Johanes DJ